YOGYAKARTA, KOMPAS.com
Perwakilan dari enam negara akan mengikuti International Conference on Character Education (Konferensi Internasional Pendidikan Karakter) di Universitas Negeri Yogyakarta, pada 8-9 November 2011. Keenam negara yang akan terlibat dalam konferensi itu adalah Australia, Malaysia, Amerika Serikat (AS), Belanda, Iran, dan Indonesia. Konferensi itu akan membahas mengenai perkembangan dan strategi penerapan pendidikan karakter di berbagai negara "Konferensi itu akan membahas mengenai perkembangan dan strategi penerapan pendidikan karakter di berbagai negara," kata Ketua Panitia Konferensi Internasional Pendidikan Karakter, Suwarsih Madya, di Yogyakarta, Jumat (4/11/2011). Suwarsih mengatakan, pertemuan tersebut diharapkan bisa menjadi wadah belajar antarnegada dalam hal menerapkan pendidikan karakter. Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu mengatakan, UNY, sebagai institusi yang mendidik guru dan tenaga kependidikan, mempunyai posisi strategis terhadap pengembangan pendidikan karakter. "Hal itu diharapkan dapat menggairahkan pendidikan karakter dan mengangkatnya menjadi taraf internasional, agar dunia mengetahui apa yang terjadi di negara lain dan menjadi satu kesempatan belajar satu sama lain," katanya. Menurut dia, strategi pendidikan karakter di berbagai negara perlu dipelajari karena karakter pada dasarnya terjadi dalam konteks kultur. Setiap manusia ada persamaan nilai karakter baik yang universal maupun yang dipengaruhi oleh kearifan lokal. Indonesia, kata Suwarsih, tidak dapat belajar sendiri sehingga harus berpikir secara global, yakni membangun karakter yang harus multikultur dengan kearifan lokal yang mendasari. "Namun, kita tidak melupakan bahwa kita adalah anggota masyarakat global yang harus peduli dengan dunia luar," uarnya. Para pembicara yang akan hadir dalam konferensi yang diikuti sekitar 300 peserta itu di antaranya Bernice Lerner dari Boston University, AS, Frank Dhont (Yale University, AS), dan Vishalache Balakhrisnan (University of Malaya, Malaysia). Selain itu, Siebrig H Schreuder (Akademisch Ziekenhuis Utrecht, Belanda), Fasli Jalal, Azyumardi Azra (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dan I Gede Raka (ITB). |