News
Penting, Pendidikan Berbasis Pembangunan Berkelanjutan

(Investor Daily, Feb.15, 2012)
DC Grand Launching - Investor Daily

JAKARTA - Pakar pendidikan dan guru besar dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof Arief Rachman menilai bahwa pendidikan yang sangat diperlukan oleh anak-anak saat ini adalah pendidikan yang mengarah pada tema pembangunan berkelanjutan.

Hal tersebut dikatakan Prof Arief dalam acara peluncuran serial buku bergambar untuk anak-anak berbahasa Inggris "The Tale of Didgit Cobbleheart" di Jakarta, Rabu (15/2).

Menurut Prof Arief, yang merupakan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk Unesco, pendidikan berbasis pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan yang berorientasi pada masa depan.

"Itu adalah rancangan pendidikan yang membuat anak-anak bisa melanjutkan hidup di masa depan, bukan sekadar teori yang habis dipakai saat ini," kata dia.

Menurut Prof Arief, pendidikan berbasis pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama, yaitu ekonomi, budaya, dan lingkungan.

"Yang pertama, didik anak agar bisa hidup dengan ekonomi yang kuat, buat mereka tahu cara mendapatkan sesuatu secara ekonomi, jangan hanya dicekoki, tapi buat mereka paham," kata dia.

Yang kedua adalah mendidik anak dengan nilai agama dan budaya yang baik agar mereka bisa tumbuh jujur dan beretika. Dan yang terakhir adalah didik anak agar peduli untuk menjaga lingkungan.

"Ketiga pilar itu harus dijalankan secara seimbang sehingga mereka bisa bertahan hidup dengan baik di masa yang akan datang," kata dia.

Menjalankan pendidikan dari satu aspek saja, menurut Prof Arief, tidaklah tepat. "Kalau sekolah hanya fokus pada pendidikan ekonomi, maka dia nanti tidak punya kontrol, kalau agama saja, nanti dia akan dipenuhi mimpi dan kurang rasional," kata dia.

Selain itu, Prof Arief juga menilai kurikulum pendidikan di negara kita masih sangat tertinggal dibanding dengan negara lain. "Seharusnya, kurikulum tidak hanya disusun oleh ahli kurikulum, tapi juga melibatkan perwakilan kelompok industri yang nantinya akan memakai tenaga mereka," kata dia.

"Saat ini tidak banyak universitas yang membekali mahasiswa dengan ketrampilan yang diperlukan di dunia kerja nyata," kata dia. (tk/ant)