Jakarta - Prof. Dr. Arief Rachman M.Pd., pakar pendidikan dan guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menilai bahwa bangsa Indonesia memerlukan sistem pendidikan yang menyeluruh.
Hal tersebut dikatakannya dalam acara peluncuran serial buku bergambar untuk anak-anak berbahasa Inggris "The Tale of Didgit Cobbleheart" di Jakarta, Rabu (15/2). "Pendidikan menyeluruh atau 'inclusive education' perlu diterapkan di tanah air mengingat hati nurani masyarakat saat ini sepertinya sudah tak lagi berfungsi optimal," katanya Menanggapi aksi demonstrasi Gerakan Indonesia Tanpa Front Pembela Islam (FPI) yang diwarnai kekerasan pemukulan. Prof. Arief mengatakan bahwa demonstrasi Gerakan Indonesia Tanpa FPI yang terjadi Selasa (14/2) kemarin menunjukkan perlunya pendidikan menyeluruh tersebut. "Demo kemarin bagus karena masyarakat mulai resah dengan adanya kekerasan yang dilakukan sekelompok orang dalam menjalankan misinya, itu pertanda masyarakat masih peduli terhadap sekitarnya, tapi adanya FPI juga bagus karena mereka bisa menjadi kontrol terhadap hal-hal yang selama ini dilalaikan oleh pemerintah, semua niatnya baik yaitu untuk membuat negara ini lebih maju, hanya saja caranya yang salah, oleh karenanya semua itu perlu diperbaiki dari pendidikan," kata dia. Menurut Prof. Arief, pendidikan menyeluruh adalah pendidikan yang tidak melulu mengedepankan prestasi akademis tetapi juga menekankan pada pentingnya kearifan hati nurani melalui pendidikan karakter. "Pendidikan menyeluruh dilakukan, salah satu caranya adalah, dengan mengajarkan perbedaan pada anak-anak, sehingga saat mereka besar nanti mereka akan bijak dalam menyikapi perbedan."(*) |