JAKARTA, KOMPAS.com - Para profesional ini memang dikenal ahli dalam bidangnya masing-masing. Namun harus berbicara di depan anak-anak Sekolah Dasar (SD) jadi tantangan tersendiri. Mereka mengaku sulit menaklukkan perhatian anak-anak ini khususnya yang masih duduk di bangku kelas I dan kelas II.
Pakar Kuliner, Bondan Winarno, mengaku kesulitan saat mengajar anak-anak kelas I dalam kegiatan Kelas Inspirasi yang digelar Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Berbeda dengan anak-anak kelas V yang mau merespon apa yang disampaikannya di dalam kelas. "Saya tadi masuk ke kelas V dan kelas I. Anak-anak kelas V sudah bisa diajak bicara. Kalau yang kelas I memang sangat sulit terutama menarik perhatian mereka agar mengikuti apa yang dibicarakan," kata Bondan saat dijumpai di SD Negeri Bendungan Hilir 01/03, Jakarta, Rabu (20/2/2013). Meski telah melakukan persiapan sebelum mengajar baik materi maupun kostum, hal tersebut tak membawa pengaruh banyak pada murid kelas I. Ada pendekatan tersendiri yang harus dilakukan agar anak-anak ini mau memperhatikan bahasan yang disampaikan di depan kelas. "Sudah persiapan. Tapi tampaknya masih kurang khususnya pemahaman tentang psikologi anak. Itu yang penting agar bisa mengerti mereka," ujar Bondan. Hal serupa juga dialami oleh CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo. Suasana di kelas sempat hening dan anak-anak tampak malu saat diberi pertanyaan. Bahkan saat ditanya mengenai cita-cita, hanya beberapa yang antusias mengacungkan jari dan menyebutkan cita-citanya. Namun ketika diminta menyanyi bersama, anak-anak yang masih duduk di bangku kelas II tersebut dengan senang hati bersuara. Suasana kelas mulai hidup dan anak-anak perlahan mau menyimak apa yang disampaikan di depan. "Anak kelas I dan kelas II tantangannya memang berbeda. Kalau anak kelas V dan VI sudah mulai mengerti," ungkap Agung. |