KOMPAS.com - Psikolog Evi Sukmaningrum, Psi, MSi, dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta, mengatakan, usia batita memang saat yang tepat memperkenalkan hal-hal yang baik termasuk mengajarkan kata-kata sopan. Mengapa? Ada beberapa alasan, antara lain, di usia 18 bulan-2 tahun anak sedang belajar menggunakan kata sifat seperti bagus, jelek, panas, dingin, dan sebagainya.
Selanjutnya, di usia 2-3 tahun, anak tak lagi bicara egosentris dan menjadi lebih sosial. Ditambah lagi di usia ini, pemahaman reseptif anak mulai jalan karena kemampuannya dalam mengeksplorasi, observasi, untuk kemudian meniru sedang berkembang. Jadi memang inilah saatnya mengajarkan kata terima kasih, permisi, tolong, maaf, dan sebagainya. Cara yang paling efektif adalah memberi contoh langsung saat anak beraktivitas sehingga ia dapat sekaligus belajar menggunakan kosakata tersebut pada momen yang tepat. * Tolong Gunakan kata tolong setiap kali membutuhkan bantuan orang lain. Contoh: - Adek, tolong dong botol susu yang kosong di kamar diambil. - Mbak, tolong bantu Adek memakai sepatu ya. - Pa, tolong bantu gendong Adek ke kamar mandi, ya. * Terima kasih Gunakan kata terima kasih setiap selesai mengerjakan sesuatu. Contoh: - Terima kasih Sayang, sudah membantu membereskan mainan. Besok lagi kalau sudah selesai bermain, masukkan lagi ke dalam kotaknya ya. - Terima kasih Mbak, sudah menyiapkan susu Adek. - Terima kasih Papa sudah mengajak Adek berenang. * Permisi Gunakan kata permisi untuk suasana yang tepat, misalnya saat meminta jalan di supermarket karena trolley terhalang, bertamu, melompati seseorang, dan sebagainya. Contoh: - Permisi, kereta Adek mau lewat ya, Pak. - Permisi Mbak, Adek mau lompat. * Maaf Gunakan kata maaf untuk menunjukkan rasa bersalah/penyesalan. Contoh: - Maaf ya Sayang, Mama pulang terlambat karena harus ke dokter dulu. - Ayo bilang, maaf ya Mbak, Adek memukul. - Maaf ya Pa, tidak jadi berenang minggu ini. Melalui pengenalan kosakata kesopanan saat berkomunikasi dengan orang lain, anak juga akan terkondisikan untuk mengapresiasi nilai-nilai positif. Secara tidak langsung ia belajar menghargai orang lain, berbesar hati mengakui kesalahan, serta menunjukkan empati melalui kata-kata. Umpama, saat mengucapkan maaf karena telah melakukan suatu kesalahan, orangtua bisa mencontohkan kontak mata sehingga anak bisa merasakan penyesalan yang mengiringi permintaan maaf itu. Selain itu juga mendorong anak untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya. Ia menumpahkan susu temannya, selain minta maaf sodorkan susu miliknya untuk diberikan pada temannya sebagai bagian dari pembelajaran tentang tanggung jawab. Saat mengucapkan kata tolong, orangtua bisa mencontohkan bahwa ia sungguh-sungguh meminta bantuan orang lain. Setelah dibantu, ucapkan terima kasih juga dilakukan dengan tulus. Dari situ anak akan belajar ketulusan dan kesadaran bahwa ia membutuhkan orang lain. Sumber : NAKITA Editor : Syafrina Syaaf |