Jakarta - Untuk memudahkan komunikasi dengan sesama, gadget memang memiliki daya tarik yang cukup kuat tidak hanya bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Tidak heran, di zaman sekarang pun anak-anak sudah memiliki gadget pribadi bahkan ada yang sampai kecanduan menggunakannya. Meskipun tidak semua anak bisa kecanduan gadget, lho.
Dikutip dari buku 'Mendidik Anak di Era Digital' pada Selasa (21/10/2014), dikatakan psikiater dan praktisi pendidikan anak terkemuka di Korea, Yee-Jin Shin tidak semua anak dapat kecanduan gadget. Ada ciri khusus yang bisa dilihat dari anak yang akan mudah kecanduan gadget. Nah, berikut ini tiga ciri anak yang mudah kecanduan gadget: 1. Anak memiliki emosi negatif Anak dengan ciri seperti ini biasanya sering merasa sedih, gelisah, marah, ataupun takut. Biasanya hal ini terjadi karena saat kecil ia sering mendapat banyak tekanan sehingga menimbulkan trauma. Mereka tidak memiliki semangat dan kekuatan untuk mengontrol perasaan negatifnya. Akibatnya, anak akan mencari media yang tepat dan mudah untuk dijadikan pelampiasan emosinya, salah satunya adalah gadget. Tentunya ini bukan cara pelampiasan yang sehat. Maka dari itu , orang tua harus bisa meredakan emosi negatif anak agar anak tidak bergantung pada gadget. 2. Lebih senang menyendiri Anak yang sedari kecil sudah senang menyendiri dan berwatak pemalu rentan kecanduan terhadap gadget. Sebab, dengan karakter seperti itu, anak akan mudah merasa takut dan malu untuk bergaul dengan teman-temannya sehingga ia menganggap gadget sebagai teman. Saat kecanduan gadget, justru ia makin senang menyendiri bahkan sampai tidak mau keluar rumah sama sekali dan enggan bergaul dengan orang lain. Untuk menghadapi anak yang seperti ini, orang tua bisa berupaya mengajak anak bersosialisasi lebih sering dan lebih banyak meluangkan waktu bersama anak di rumah. 3. Mudah terdistraksi Salah satu ciri anak mulai kecanduan gadget yakni ia akan lebih mudah bingung atau terganggu. Hal ini bisa terjadi karena fokus perhatian si anak tertuju pada gadget. Ketika melakukan aktivitas lain, si kecil pun bisa tidak berkonsentrasi. |