News
Gagalnya Pendidikan Karakter Kesalahan Pendidikan?

(KOMPAS, OCT. 22, 2011)
BANDUNG, KOMPAS.com

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tak mau disalahkan jika hingga saat ini belum terlihat hasil dari program pendidikan karakter yang telah dicanangkan kementerian. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Khairil Anwar Notodipuro mengatakan, perlu waktu dan sinergitas dari semua pihak untuk membentuk karakter, khususnya pada anak-anak usia sekolah.

"Jangan menyimpulkan gagalnya pendidikan karakter karena sebuah kasus. Jika kesalahan pendidikan dituding sebagai gagalnya pendidikan karakter, itu tidak adil"

Menurut Khairil, ada tiga hal yang menjadi perhatian terkait upaya menanamkan pendidikan karakter. Pertama, kesadaran jika perubahan dan pembentukan karakter tidak bisa dilakukan dalam waktu sesaat. Kedua, minimnya waktu belajar siswa di sekolah-sekolah.

"Yang ketiga itu lebih penting, jangan menyimpulkan gagalnya pendidikan karakter karena sebuah kasus. Kita harus menyimpulkan pada fakta yang menggejala, jika kesalahan pendidikan dituding sebagai gagalnya pendidikan karakter, saya rasa itu tidak adil," kata Khairil, Minggu (11/12/2011) malam, seusai membuka kampanye nasional "Peran Penelitian dan Pengembangan dalam Pembangunan Karakter Bangsa", di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat.

Ia menjelaskan, pendidikan karakter kebangsaan telah lama dicanangkan, bahkan sejak era Presiden Soekarno. Namun, ia mengakui, dalam perjalanannya banyak mengalami pasang surut. Khairil menegaskan, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya baru bisa dirasakan beberapa tahun mendatang.

"Sekarang, atau dalam beberapa tahun terakhir kami ingin kembali menjalankan pendidikan karakter. Ini harus terus dikembangkan, karena menyangkut jati diri. Jika tidak, maka bangsa kita akan tergilas," ujarnya.